Di balik gemerlapnya dunia teknologi dan konektivitas, terdapat kisah nyata penuh perjuangan dari para guru. Guru-guru SMAN 2 Ketungau Hulu menjadi contoh nyata betapa tegarnya semangat pendidikan dalam menghadapi tantangan tak terduga. Desa Mungguk Entawak, sebuah nama yang mungkin tak familiar bagi banyak orang, namun di sana terdapat perjuangan nyata yang layak diabadikan dalam cerita.

Di desa yang jauh dari keramaian kota, internet adalah sebuah mimpi yang belum terwujud sepenuhnya. Guru-guru SMAN 2 Ketungau Hulu harus menempuh jarak yang jauh hanya untuk mengerjakan Program Merdeka Belajar Mandiri (PMM). Hanya karena tidak adanya jaringan internet yang memadai, mereka harus mencari solusi alternatif. Solusi datang dalam bentuk wifi milik Pak Long, yang berlokasi di kem PT. MNS Estate Peturau 2, Desa Nanga Bugau, Kecamatan Ketungau Hulu, Kabupaten Sintang.

Namun, perjuangan belum berakhir di sana. Musim hujan menjadi momok yang menakutkan bagi para guru ini. Setiap perjalanan pulang dari kem PT. MNS Estate Peturau 2 menjadi sebuah petualangan tersendiri. Hujan deras yang tiba-tiba bisa membuat mereka terjebak di tengah jalan. Motor yang menjadi andalan transportasi harus siap-siap dorong, menghadapi medan licin dan tanah lumpur yang lengket. Bahkan, sesekali ban motor harus dicungkil untuk membersihkan lumpur yang menempel.

Namun, di balik segala kesulitan itu, semangat untuk memberikan pendidikan yang terbaik bagi siswa tidak pernah padam. Mereka rela menempuh segala rintangan demi melaksanakan tugas mereka sebagai pendidik.

Perjuangan guru-guru SMAN 2 Ketungau Hulu ini adalah sebuah cerminan dari komitmen yang tak tergoyahkan dalam dunia pendidikan. Meskipun terkadang jarak dan cuaca menjadi penghalang, namun semangat untuk memberikan yang terbaik bagi siswa tetaplah menjadi prioritas utama. Semoga kisah perjuangan ini menjadi inspirasi bagi kita semua untuk tidak pernah menyerah dalam menghadapi segala tantangan demi mencapai cita-cita dan menggapai ilmu pengetahuan.